Saturday, March 7, 2020

Introductory Econometrics : Chapter One


Chapter One : The Nature of Econometrics and Economic Data

Ekonometrika adalah ilmu yang berdasarkan perkembangan metode statistic untuk mengestimasi hubungan ekonomi, menguji teori ekonomi serta mengevaluasi dan mengimplementasi kebijakan. Aplikasi dari ekonometrika yang paling umum adalah untuk forecasting (memprediksikan), misalnya dampak pengeluaran pada kampanye terhadap hasil pemilu. Ekonometrika menggunakan nonexperimental data yaitu data yang didapatkan tanpa menggunakan variabel kontrol. Sementara experimental data biasanya digunakan pada penelitian sains, dimana terdapat variabel kontrol (variabel konstan), misalnya jumlah air yang disiramkan terhadap semua tanaman yang di observasi.
Analisis dalam ilmu ekonomi menggunakan empirical analyisis, menggunakan data untuk melakukan tes pada teori atau menganalisis suatu hubungan. Dalam melakukan sebuah analisis ekonomi kita menggunakan model ekonomi. Model ekonomi adalah  model atau formula yang berisi persamaan matematika yang menjelaskan berbagai macam hubungan. Para ekonom menggunakan economic tools, seperti utility  maximization framework untuk menjelaskan perilaku yang sekilas bukan merupakan peristiwa ekonomi. Contoh klasik Becker (1986) menjelaskan model ekonomi dari perilaku kejahatan.



Gary Becker membuat postulat kerangka maksimalisasi utilitas untuk menggambarkan partisipasi individu dalam perilaku kejahatan. Perilaku kejahatan memiliki utilitas dari sesuatu yang dia dapatkan dan juga memiliki opportunity cost yaitu bekerja di sektor legal. Selain itu terdapat cost lain seperti kemungkinan tertangkap, dan kemungkinan dihukum apabila tertangkap. Mungkin masih banyak faktor yang bisa menjelaskan perilaku kejahatan yang dijelaskan ditabel diatas, tetapi postulat diatas adalah represetatif dari analisis ekonomi formal.
Setelah kita mendapatkan model ekonomi yang spesifik, kita harus mengubahnya menjadi model ekonometrika. Pada tahap ini kita harus mengklasifikasikan variabel yang dapat kita observasi dan yang tidak bisa diobservasi. Misalnya gaji yang didapatkan dari kegiatan kejahatan akan sangat sulit ditentukan. Bahkan kemungkinan tertangkap dan kemungkinan dihukum tidak mudah untuk dicari, tapi untuk ini kita bisa turunkan dari data statistik yang ada. Dan masih banyak variabel yang tidak bisa kita observasi atau kita ukur, segala hal tersebut kita jelaskan menjadi variabel dengan notasi u (error term). Sehingga persamaan Becker menjadi seperti ini :



Dimana kejahatan adalah ukuran dari frekuensi kegiatan kriminal, wagem adalah upah yang dapat diperoleh dalam pekerjaan yang legal, selain itu adalah pendapatan dari sumber lain (aset, warisan, dll.), freqarr adalah frekuensi penangkapan untuk pelanggaran sebelumnya ( untuk memperkirakan probabilitas penangkapan), freqconv adalah frekuensi hukuman, dan rata-rata adalah panjang kalimat rata-rata setelah hukuman. Pilihan variabel-variabel ini ditentukan oleh teori ekonomi serta pertimbangan data.

Terdapat empat struktur data dama data ekonomi. Pertama adalah cross-sectional data yaitu set data yang berisi sampel dari individu, rumah tangga, perusahaan, kota, negara, atau variasi lain dalam bentuk unit dalam waktu yang sama. Biasanya cross-sectional data didapatkan dengan menggunakan metode random sampling, dimana kita mengambil secara acak sampel dari sebuah populasi. Dalam beberapa kasus random sampling tidak sesuai dengan asumsi cross-sectional data yaitu tidak saling berhubungan, misalnya kita ingin menganalisa aktivitas bisnis suatu perusahaan lintas negara, secara geografi tidak mungkin tidak adanya hubungan dua aktivitas bisnis di suatu perusahaan tersebut.

Kedua, time series data yaitu himpunan observasi dari satu atau beberapa variabel dari waktu ke waktu. Contoh dari time series data yaitu pertumbuhan ekonomi, harga indeks konsumen dan pendapatan domestic bruto. Karena kejadian masa lalu atau tahun sebelumnya mempengaruhi kejadian tahun ini atau setelahnya maka pengurutan  time series data berdasatkan kronologis sangat penting. Salah fitur kunci yang digunakan dalam time series adalah data tidak saling berhubungan. Namun pada kenyataannya data seperti pendapatan domestic bruto, berhubungan atau bahkan sangat berhubungan antarwaktu, maka lebih lanjut kita perlu belajar tentang teknik ekonometri yang telah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Fitur selanjutnya adalah data frequency, yaitu seberapa banyak data dikumpulkan. Semakin banyak frekuensi data yang didapatkan maka semakin bagus untuk dilakukan analisa.

Selanjutnya yang ketiga adalah pooled cross section data. Merupakan himpunan data yang memiliki karakteristik cross sectional dan time series. Untuk menambah jumlah sampel pooled cross section data sangat sedikit (ini yang membedakan pooled cross section data  dengan panel data) maka dibutuhkan untuk mengkombinasikan dua tahun. Biasanya efektif digunakan untuk menganalisa efek kebijakan dari pemerintah, antara tahun sebelum dan sesudah kebijakan diterapkan.

Terakhir, adalah panel atau longitudinal data yaitu himpunan yang terdiri dari data time series dari setiap cross sectional data member didalam set data. Misalnya kita memiliki data jumlah pekerja, gaji, dan pendidikan untuk data individual untuk periode sepuluh tahun. Yang membedakan panel data dengan pooled data adalah cross sectional data tiap variabel mengikuti sesuai data individu.

Reference        :
Wooldridge, Jeffrey M., 1960-. Introductory Econometrics : a Modern Approach. Mason, Ohio :South-Western Cengage Learning, 2012.

Tuesday, March 3, 2020

Taxation for Sugar Sweetened Beverage (Pajak Minuman Bergula) in Indonesia


Introduction

Diperkirakan sebanyak 422 juta orang dewasa mengalami diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Glukosa darah yang lebih tinggi dari yang optimal menyebabkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan penyakit lainnya. Diabetes tipe 2 terdiri dari sebagian besar penderita diabetes di seluruh dunia, dan sebagian besar merupakan hasil dari kelebihan berat badan dan aktivitas fisik. [1] Ketika kita makan, tubuh mengurai karbohidrat menjadi gula (glukosa). Sebuah hormon bernama insulin, yang diproduksi di pankreas, kemudian memerintahkan sel tubuh untuk menyerap gula tersebut menjadi energi. Diabetes terjadi ketika insulin tidak dihasilkan atau tidak bekerja dengan baik, sehingga menyebabkan gula menumpuk di darah kita.

Problem Statement

Pemerintah berencana mengenakan cukai pada minuman bergula. Kelompok teh kemasan akan dikenakan tarif  Rp1.500 per liter dengan potensi penerimaan negara diperkirakan Rp2,7 triliun. Setelah dibebankan cukai, diprediksi angka produksinya turun menjadi 2,015 juta liter dari 2,191 juta liter pada 2016, sebagaimana data Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim). Sementara minuman saset seperti kopi kemasan tarif cukainya Rp2.500 per liter. Diperkirakan setelah dikenakan cukai, produksi 808 juta liter sesuai data Asrim pada 2016 akan turun menjadi 743 juta liter, dengan potensi penerimaan negara sebanyak Rp1,85 triliun.[2]
  
Conceptual Framework


Penderita diabetes terus meningkat di Indonesia. Berdasar Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) angkanya terus naik yaitu 5,7 persen (2007), 6,9 persen (2013), dan melonjak menjadi 10,9 persen pada 2018.[3] Pada diabetes tipe 2 gangguan terjadi akibat tubuh tidak efektif menggunakan hormon tertentu atau kekurangan hormon tertentu yang relatif dibandingkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa yang tinggi ini dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf, sehingga mengakibatkan berbagai macam komplikasi. Malik dkk. (2010) menjelaskan bahwa mengonsumsi satu atau dua minuman manis setiap hari meningkatkan risiko diabetes sebesar 26% daripada mereka yang tidak mengonsumsi minuman manis dalam satu bulan.

Peran utama dari glukosa bagi manusia adalah sebagai sumber energi. Setelah makan, tubuh akan memecah gula sederhana tersebut untuk menghasilkan molekul berenergi tinggi. Glukosa termasuk dalam salah satu golongan karbohidrat yang bisa kita dapatkan dari makanan dan minuman seperti nasi, roti, buah – buahan termasuk minuman bergula. Karena dampak negatif yang dihasilkan karena konsumsi gula yang berlebih maka pemerintah menerapkan pajak cukai pada minuman bergula untuk mengurangi konsumsi gula.

Konsumsi minuman bergula atau Sugar Sweetened Beverage (SSB) menciptakan biaya perawatan kesehatan yang signifikan untuk mengobati penyakit terkait dan berkontribusi terhadap hilangnya produktivitas sebagaimana dijelaskan oleh Chaloupka dkk. (2019). Penerapan cukai pada suatu komoditas difungsikan untuk mengendalikan tingkat konsumsi terhadap komoditas tersebut karena dampak negatif yang ditimbulkannya. Pajak cukai akan meningkatkan harga dari minuman bergula yang berdampak pada berkurangnya konsumsi minuman bergula. Pengurangan minuman bergula berarti penurunan konsumsi kalori. Penurunan konsumsi kalori akan mengurangi diabetes, tekanan darah dan berat badan.

Ojectives

Penerapan pajak cukai pada minuman bergula untuk menurunkan konsumsi gula yang menimbulkan berbagai macam penyakit seperti obesitas dan diabetes. Sri Mulyani, Menteri Keuangan mengemukakan bahwa keberadaan makanan dan minuman berpemanis akan menyebabkan obesitas. Obesitas menyebabkan diabetes. Implikasi diabetes bermacam – macam mulai dari gagal ginjal, stroke dan lain – lain. Selain itu beliau  berharap p kebijakan ini akan menurunkan beban BPJS Kesehatan--yang saat ini masih terjebak dalam lingkaran setan defisit keuangan. Sejauh ini BPJS Kesehatan masih menanggung penyakit diabetes, sementara prevalensi diabetes mellitus di atas 15 tahun terus meningkat, dari 1,5 persen pada 2013 menjadi 2 persen. [4]

Analysis

Pada studinya Chaloupka dkk. (2019) menjelaskan bahwa kebijakan penerapan pajak cukai pada minuman bergula akan efektif apabila permintaan lebih responsif terhadap harga daripada permintaan minuman ringan seperti yang dijelaskan oleh studi. Selain itu dijelaskan bahwa permintaan minuman bergula lebih responsif terhadap harga pada populasi berpendapatan rendah dibanding populasi berpendapatan tinggi. Ini berarti kebijakan pajak cukai tidak selalu efektif pada setiap golongan populasi berdasarkan pendapatan yang diperoleh.

Lebih lanjut pada studi yang sama dijelaskan juga bahwa respon terhadap perubahan harga relatif minuman berpemanis adalah konsumsi barang subtitusi dari minuman berpemanis seperti air kemasan, susu atau bahkan makanan.  Hal ini mengindikasikan bahwa banyaknya barang substitusi yang memiliki resiko yang sama atau bahkan lebih besar dari minuman berpemanis yang akan dikenakan pajak sangat berpengaruh terhadap tujuan dari kebijakan ini yaitu menurunkan tingkat konsumsi gula.

Kebijakan pajak cukai minuman berpemanis juga memiliki berbagai macam dampak kepada para stakeholder. Yang pertama adalah pemerintah dengan rencana pengenaan  tarif senilai Rp1.500 per liter untuk teh kemasan dengan potensi penerimaan negara diperkirakan mencapai Rp2,7 triliun. Setelah dibebankan cukai, diprediksi angka produksinya turun menjadi 2,015 juta liter dari 2,191 juta liter pada 2016 lalu, sebagaimana data Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim). Kelompok minuman saset seperti kopi kemasan memiliki tarif cukai Rp2.500 per liter. Diperkirakan setelah dikenakan cukai, produksi 808 juta liter sesuai data Asrim pada 2016 akan turun menjadi 743 juta liter, dengan potensi penerimaan untuk negara sebanyak Rp1,85 triliun. [5]

Kedua, dampak pada lapangan pekerjaan. Chaloupka dkk. (2019) menjelaskan bahwa Industri yang terpengaruh berpendapat bahwa kenaikan pajak, dengan mengurangi penjualan, akan menyebabkan kehilangan pekerjaan yang signifikan bagi pekerja yang memproduksi, mendistribusikan, dan menjual produk-produk ini. Namun, kehilangan pekerjaan di industri pajak akan diimbangi dengan perolehan pekerjaan di sektor lain. Konsumen membelanjakan lebih sedikit untuk produk pajak akan membelanjakan lebih banyak untuk barang dan jasa lain, dan pemerintah akan membelanjakan pendapatan pajak baru, yang mengarah ke peningkatan lapangan kerja di sektor lain.

Conclusion dan Recommendation

Penerapan kebijakan pajak cukai minuman bergula adalah salah satu cara yang efektif untuk menurunkan konsumsi gula di masyarakat. Tapi diperlukan banyak kebijakan lain seperti infrastruktur untuk sarana prasarana masyarakat bejalan kaki dengan nyaman, berolahraga dan melakukan aktivitas fisik. Dari kementerian kesehatan dapat melakukan sosialisasi yang lebih gencar terhadap masyarakat terhadap bahaya konsumsi gula yang berlebih. Tetapi yang paling penting adalah kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan diri masing – masing untuk kehidupan yang lebih sehat.


References          :
1.      Alaidrus, Fadiyah. (2020) Agar Kebijakan Cukai Minuman Manis Srimul Tak Sekadar Cari Uang. Tirto.id. Retrieved from https://tirto.id/agar-kebijakan-cukai-minuman-manis-srimul-tak-sekadar-cari-uang-eA1T .
2.      Chaloupka, Frank J., Lisa M. Powell, & Kenneth E. Warner. (2019).The Use of Excise Taxes to Reduce Tobacco, Alcohol, and Sugary Beverage Consumption (Vol. 40:187-201). Annual Reviews. https://doi.org/10.1146/annurev-publhealth-040218-043816.
3.      Pranita, Ellyvon. (2019). Kurang Kesadaran, Penderita Diabetes di Indonesia Terus Meningkat. Kompas.com. Retrieved from https://sains.kompas.com/read/2019/11/08/083241623/kurang-kesadaran-penderita-diabetes-di-indonesia-terus-meningkat?page=all .
4.      Malik, V. S., Popkin, B. M., Bray, G. A., Després, J. P., Willett, W. C., & Hu, F. B. (2010). Sugar-sweetened beverages and risk of metabolic syndrome and type 2 diabetes: a meta-analysis. Diabetes care, 33(11), 2477–2483. https://doi.org/10.2337/dc10-1079
5.      World Health Organization. (2018). Diabetes. World Health Organization. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes






Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes
Retrieved from https://tirto.id/agar-kebijakan-cukai-minuman-manis-srimul-tak-sekadar-cari-uang-eA1T
[3] Pranita, Ellyvon. Kurang Kesadaran, Penderita Diabetes di Indonesia Terus Meningkat. Kompas.com.
Retrieved from https://sains.kompas.com/read/2019/11/08/083241623/kurang-kesadaran-penderita-diabetes-di-indonesia-terus-meningkat?page=all.
[4] Alaidrus, Fadiyah. Agar Kebijakan Cukai Minuman Manis Srimul Tak Sekadar Cari Uang. Tirto.id.
Retrieved from https://tirto.id/agar-kebijakan-cukai-minuman-manis-srimul-tak-sekadar-cari-uang-eA1T
[5] Alaidrus, Fadiyah. Agar Kebijakan Cukai Minuman Manis Srimul Tak Sekadar Cari Uang. Tirto.id.
Retrieved from https://tirto.id/agar-kebijakan-cukai-minuman-manis-srimul-tak-sekadar-cari-uang-eA1T


Sunday, July 22, 2018

Dua Semester di FEB UI

Hello fellas ! Mumpung masih libur dan banyak yang harusnya gw post malah tertunda karena kesibukan ( padahal ga sibuk - sibuk amat, emang mager aja), jadi kali ini adalah cerita lanjutan dari post gw  tentang satu semester di FEB UI, buat lo yang mau tahu cerita sebelumnya bisa klik disini.

FYI buat kalian mahasiswa baru 2018 jangan khawatir soal nanti bakal gimana caranya regol, kalo kelas yang gw pilih nanti dosennya kaya gimana, dosen yang baik itu yang mana, toilet FE sebelah mana, hmmm penting juga sih tau letak toilet FE, btw toilet FE bagus sekarang abis direnovasi. Back to the topic, jadi nanti kalian bakal punya mentor yang siap ngebantu kalian tentang semua seluk - beluk per - FE - an, mulai dari registrasi online, dosen yang insightful, sampe masalah toilet tadi. Jadi jangan khawatir apalagi buat kalian yang gak punya kakak tingkat disini ataupun dari daerah diluar Jakarta.

So, kita mulai dari dosen yang gw dapet semester ini. Ada yang bisa nebak? Yak gw dapet kurang lebih hampir sama kaya semester sebelumnya, ZONK. Ga tahu apa nasib gw yang sial, apa emang mayoritas dosennya kaya begini ya, wkwkwk. Buat kalian yang baca tulisan ini seenggaknya dapet referensi dari dosen yang pernah gw dapetin, soal referensi dosen yang lengkap gw gatahu bisa provide kapan, soalnya referensi gw mene06 juga udah diapus. Jadi bakal PR banget kalo gw harus nanya kebanyak orang untuk satu dosen, soalnya buat bikin kesimpulan ga cukup cuma dari pendapat satu orang, semakin banyak sample semakin akurat data yang anda dapat untuk mendekati populasi (realita). Anjay.

Mata kuliah pertama, MPKTB. Mata kuliah ini kurang lebih sama kaya MPKTA, dia punya bobot 6 SKS, seminggu lo bakal masuk 2 kali dengan tiap pertemuannya satu sesi 2,5 jam. Disini lo bakal aktif menggunakan segala hal yang pernah lo pelajari pas OBM (Orientasi Belajar Mengajar) pas diawal lo masuk UI, mulai dari CL (Colaborative Learning), PBL (Problem Based Learning), SCAL (Student Centered Active Learning). Bedanya disini lo bakal aktif menggunakan scele kaya pas OBM, sama materinya kurang lebih berbau pengetahuan alam, beda dari MPKTA. Gw dapet dosen Pak Asmanedi, orangnya baik parah, ramah, walaupun gw kira bakal dapet A, tapi ternyata terbentur di amin. Tugas sans banget, gak ketak kaya dosen lainnya, mantul.

Kelas gw sama beliau sans banget, tugas ga seberat kelas lain kayanya, pas itu pernah overtime beberapa kali tapi masih di tolerir, resiko nilai dikurangi tapi masih diterima tugasnya, gw bersyukur, bahkan kelas lain ada yang strict banget, telat dikit gabakal diterima tugasnya. Saking sansnya kan kelas masuk jam 8, tapi kadang jam 8.30 aja masih sepi banget, 6-7 orangan (gw termasuk jajaran mahasiswa yang sering telat ) tapi beliau udah standby duduk di meja dosen dengan sabar dan penuh dedikasi,respect.

Kelas ini gokil parah sih, ini hari terakhir MPKTB beliau kami (opal) ngasih biskuit khong guan gitu tapi nolak


PE 2, pengantar ekonomi 2, pengantar ekonomi makro. Disini gw dapet dosen namanya bu Susijati, nilai fair, tapi gw kurang dapet apa yang dia sampein, beliau terpaku dengan slide yang ada. Beliau ini pengalaman dan pengetahuannya wow kalo dari apa yang dia sampaikan, cuman karena gaya dan cara mengajarnya aja gw agak ngantuk dikelas beliau. Ngerti gini gw dikelas Profesor Robert aja, HAHA, nilai sama tapi seenggaknya gw mendapat suatu pencerahan dari materi yang ia berikan. Ini adalah kelas PE 2 yang dibuka paling akhir, sumpah gw kalah regol.

Kalau di kelas beliau jangan pernah telat ! Lo telat sedikit beuhh, pokoknya kalo lo dipanggil namanya pas lagi presensi tapi lo belum hadir jangan harap dapet point kehadiran. Dan beliau ini tepat waktu, jadi jangan ngaret ya, mahasiswa harus disiplin. Beliau ini kalo di kelas pasti bagi - bagi fotokopian slide yang dia tampilin for free,  jadi kalo yang males nyatet, atau emang tulisan lo jelek, sabi banget nih, tapi tetep diperhatiin pas beliau ngomong jangan sampe ngantuk apalagi tidur, ga sedikit yang disuruh keluar buat cuci muka karena ketahuan ngantuk sama tidur. Walau emang bikin ngantuk, jangan tidur ya, hormati.

Paruh kedua mendekati UAS beliau semakin awas masalah kehadiran dan pengawasan, masalahnya pernah ada satu momen dimana temen - temen gw cuman isi presensi diawal, ga bawa tas, di sela - sela kelas cabs. Karena hampir separo kelas yang cabs beliau sadar, terus di absen ulang, nah mampus ketahuan, pas kejadian ini gw juga ga ada dikelas tapi karena emang gw cabs karena ada suatu kegiatan tapi gw nggak isi kehadiran diawal atau tipsen (titip absen). Pas dengan cerita ini gw lagi disuatu event, antara ngakak sama sedih soalnya gw koordinator kelas wkkwwk.

Kita lanjut ke pengantar manajemen (pengma), gw dapet kelas zonk disini, fak lah. Pengma gw dapet di akhir - akhir, soalnya dikampung gw kurang sinyal dan kurang informasi nih, kebanyakkan kalo anak FE itu regol bareng dengan internet cepat, makanya gw kesel sama statement Pak Tifatul selaku Menkominfo lalu, "Buat apa internet cepat".

Gw dapet dosen dengan duet maut yang cukup ngeri - ngeri sedap abad ini, Zalmi - Arietta. Kalo lo lihat post gw sebelumnya gw juga dapet dosen Pak Zalmi di pengantar bisnis, beliau sih okay fair, cuma yang satunya ini, fair cenderung pelit banget. Kalo ga percaya tanya aja anak - anak FE yang pernah dapet kelas beliau, effort lo harus gede banget, rumornya kalo lo UTS atau UAS harus jawab sesuai buku.

Awalnya gw dapet perpaduan dua dosen ini Arietta - Zalmi, bedanya urutan paruhnya. Nama dosen yang dibelakang menandakan dia berada di paruh kedua, setelah UTS sampai UAS dan pengunggahan nilai akhir. Tadinya Pak Zalmi ada di paruh kedua, tapi tiba - tiba semua berubah ketika birpend (biro pendidikan) garang. Maksud gw kalo yang ngebuat penilaian akhirnya Pak Zalmi gw optimis nilai gw ga se -ZONK ini, at least.


Lanjut ada Pengantar Akuntansi (PA), Gw dapet sama Pak Sunardji. seorang ketua departemen akuntansi FEUI 95-98. Jujur gw ga lulus pengantar akun, tapi bukan berarti kelas ini zonk ya, tapi emang effort  gw kurang. Beliau ngajar nya baik, wawasan luas, memang teknisnya jarang dibahas, beliau lebih banyak menceritakan pengetahuan dan juga wawasan yang berada diluar materi tapi sangat dekat dengan akuntansi dan perekonomian. Soal teknis kalian harus tanya ke asdos (asisten dosen), jangan cabut ya pas kelas asistensi. FYI kalo buat anak ilmu ekonomi sama anak akuntansi bakal dapet pengantar akuntansi di semester 2, selain itu bakal dapet di semester 1. Tapi gw ga tahu kenapa anak akun baru dapet pengantar akuntansi di semester 2, tapi kayanya biar materi akun berlanjut, soalnya bakal ada gap kalo akun udah ada di semester 1.


Kelas PA sesi terakhir di Ruang Istama, gw sakut banget sama Pak Sunardji baik banget, mukanya menyenangkan, walaupun gw ... ah sudahlah.


Terus di semester 2 semua mahasiswa baru bakal dapet MPK Inggris, mata kuliah ini 2 SKS cuma yang aneh adalah jadwal kuliah 2 SKS ini berasa 6 SKS, soalnya lo bakal ngerasain jadwal kuliah kaya MPKT A atau MPKT B. Jadwal kaya gini baru dimulai di tahun 2016 kalo gasalah, ga tahu kenapa.  Maksud gw kenapa ga sesuai sama peraturan SKS dan jadwalnya? Ya walaupun gw enjoy sih sama kelasnya. Gimana ga enjoy, kelas gw isinya bidadari semua , ini sebenernya omongan si Roufan sih temen gw, tapi pas gw pikir, iya juga sih wkkwk.

Matkul (Mata kuliah) MPK Inggris gw dapet dosen bernama Iris Tutuarina atau biasa kami sebut Maam Iris, dosen ini sans banget dan juga beliau care dengan perkembangan muridnya. Ga jarang kami di lontarkan fast question, sering nunjuk mahasiswa untuk maju ga melulu masalah presentasi atau tugas. Menurut gw dosen yang kaya gini yang gw butuhin sebagai anak yang mager ngomong bahasa inggris kalo ga maju atau disuruh. Nilai fair, ngajarnya enak parah, beliau disiplin dalam presensi tapi bukan tipe yang kejam atau susah ngasih izin.

Last but not least ada Statistika Lanjutan (Statu), kating bilang kalo statu jauh lebih gampang dari statek, dan terbukti, nilai gw lumayan jauh meningkat dari statek ke statu. Kenapa? Soalnya materi yang dipelajari materinya lebih sedikit, jadi kita bisa lebih fokus buat mendalami materi. Kalo di statek itu yang lo pelajari banyak banget, jadi otomatis kaya rumus yang lo hafal harus banyak, walau nanti pas ada ujian ada cheatsheet berisi formula atau tabel penting tetep aja lo harus tau rumus ini harus dipake buat soal mana. Tapi juga lo jangan ngarepin cheatsheet, soalnya ga semua rumus yang bakal kepake pasti ada.

Gw beruntung banget dapet kelas ini, sebelum ada perubahan kelas. Awalnya kelas ini cuma diisi sama satu dosen, Ibu Wisam Rohilina. Sumpah, dosen ini stylish dan modis banget. Terus banyak yang bilang beliau dosen tercantik di FEB UI. Gw langsung tanya - tanya dong, dan ternyata beliau punya IG, langsung gw cari, dan ternyata bener, MasyaAllah. Setelah ada perubahan dari birpend, gw yang tadinya cuma dapet sama Bu Wisam, sekarag di paruh pertama bakal diisi sama Pak Deden, yah walaupun sama - sama sans masalah tugas dan nilai cuman ya gw lebih milih diajar Bu Wisam lah, ga bakal absen gw fix. Minimal amin lah ya.

Semoga ketemu lagi sama Bu Wisam entah di semester kapan.Btw si Kiki ngapa pake payung -__


FYI jadi di FEB ada semester pendek buat kalian yang ga lulus matkul atau mau ngulang karena mau upgrade nilai lo, tapi semester pendek FEB gabisa buat nyodok atau ngambil matkul semester depan.

Terus di semester ini gw terlibat di dua kepanitiaan, NFF (National Folklore Festival) proker dari BEM sama JD (Journalist Day) proker dari BOE. 

Di NFF gw ada di divisi LO (Liaison Offiicer ) partner-an sama ipeh, maaf ya buat partner gw pas itu pernah miskom jadi lo yang harus handle. As a whole acara udah bagus, keren banget apalagi perform nya niat banget para peserta, latihannya mantep banget. Kalo di JD gw masuk ke divisi ATE, gokil banget sih anak - anaknya sampe timbil (team building) pertama di Mares terus timbil kedua di Dufan.

Sebenernya cerita semester dua atapun ada banyak banget, tapi itu bakal gw bikin side-story atau ada part lain untuk hal menarik yang bakal ada di post berbeda, kaya misal event NFF atau JD InsyaAllah bakal gw bikin post nya sendiri, yaudah gitu aja.

Monday, July 16, 2018

Satu Semester di FEB UI

Penghujung semester satu udah di depan mata, liburan menanti, ya liburan menjadi motivasi buat gue menuntaskan UAS sebagai titik akhir di semester ini. FE UI gema fakultas ekonomi ini memang masih luar biasa hingga sekarang slogan tahun 80'an "Paling sial jadi menteri" masih menjadi hal yang menarik untuk di ulas. Ya FE UI, sebenernya sekarang namanya udah ganti jadi FEB UI, kata bisnis diselipkan dibelakang kata ekonomi yang katanya ingin mengejar gelar AACSB (Assosiation to Advance Collegiate School of Business) yang udah didapetin sama UGM terlebih dulu di fakultas ekonominya, walaupun dari aspek ini udah keliatan UGM lebih unggul tapi gw tetetp cinta sama FE UI eh FEB UI maksudnya.

Bisa gw bilang fakultas ini adalah fakultas yang ospek fakultasnya (cuma 3 hari) dan ospek jurusannya (cuma 1 hari) paling cepet. Kalo gw ambil rata-rata fakultas yang lain itu butuh sekitar 2 minggu untuk ospek fakultas ditambah ospek jurusannya. Menurut gw ini agak terlalu singkat ya, buat kedepannya gw mau saranin ke BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) biar ospek digenepin jadi 1 minggu. Tapi dengan waktu yang singkat kesannya jadi efektif sih, salut gw sama divisi acara ospek yang udah bikin jadwal yang rapi ditambah pembicara kelas atasnya.

Minjem kalimat dari orang-orang "Work hard, play hard" tapi disini gw bakal nambahin lagi jadi "Work hard, play hard, and pray hard" kenapa? alasannya selain kita hanyalah makhluk ciptaanNya DEMI APAPUN GW DAPET DOSEN ZONK PARAH, 3 dari 6 dosen gw zonk (zonk : bisa dalam artian parah;jauh dari ekseptasi; ngasih nilai pelit minta ampun) dan dosen zonk yang gw dapet ini adalah dari matkul yang krusial kaya matematika ekonomi, statistika ekonomi, sama pengantar bisnis. Gw itu orangnya emang ga suka rebutan, jadi gw ga terlalu menyesali kalo keadaannya ga separah ini, ya sekarang gw sedikit menyesal #Regolbesokharusdapetdosennonzonk, btw kalo lo mau liat review dosen FEB UI bisa di mene06 (update : sekarang web nya udah diapus), lumayan lengkap, akurat dan subyektif kwkwkkw.

Bisa dibilang emang gw dapet dosen yang zonk abis sih, ya karena gw orangnya ga suka rebutan jadi kaya nothing to lose gitu. Kalo menurut gw sendiri ada prioritas gw didalam memilih dosen, lebih tepatnya gw ga milih tapi paling engga ini adalah kriteria yang gw saranin buat diri gw sendiri ketika gw mau memilih dosen.

Pertama, kalo gw yang terpenting dosen yang satu ini mengerti materi dan bisa ngejelasin materi dengan baik dan benar, lebih - lebih dosen ini insightful, jadi ga cuma ilmu yang lo dapet tapi juga pengalaman - pengalaman yang sangat menarik yang dimiliki oleh dosen tersebut, atau seidaknya dosen ini memiliki kemampuan untuk mentransformasikan teori dari apa yang kita pelajari di kehidupan nyata.

Kedua, baru gw bicara soal nilai. Ilmu nomor satu, soalnya kalo masalah nilai bisa dicari boi, yang susah itu mencari dosen dengan pengalaman yang sangat mumpuni dengan kemampuan publik speakingnya. nah misalnya nanti ada beberapa pilihan, kalo yang ngasih ilmu tapi nilai zonk gimana, gimana kalo sebaliknya? Nah berikut adalah pilihan gw dari yang paling atas.

1. Insightful dan Nilai Baik
Pasti dipikiran kalian saat ini adalah, YAIYALAH. Ya mau gimana ya, namanya kan urutan paling atas, ya pasti yang paling ideal diantara yang lain, tapi jujur di semester 1 ini gw pernah ngedapetin dosen yang ideal kaya gini, di mata kuliah MPKT A, buat lo yang belum tahu MPKT A bisa searching aja, dan asal lo tau mata kuliah ini bobotnya adalah 6 SKS boi, 6 SKS.

2. Insightful dan nilai Fair
Nah disini mulai ada trade off  nih di skala prioritas, pilih yang insightful apa yang nilainya baik? Jujur kalo gw lebih seneng mendahulukan ilmu yang gw dapet selama dosen itu berada di depan, masalah nilai yang diberikan dosen, kalau itu fair itu udah lebih dari cukup buat gw, soalnya dari pengalaman dan juga banyak testimoni dari kakak tingkat yaa lebih enak yang begini, eitss tapi kalo kating gw rasa lebih mending dapet nilai bagus.

3. Nilai baik dan ngablu
Yahh inilah pilihan selanjutnya, kalo lo ngerasa ini dosen ngajarya udah ngablu ( ngajar blawuran) yang terpenting adalah nilainya boi, darimana lagi yang lo harapin kalo dari ngajarnya aja udah ga bisa lo andelin ya kan ?

4. Ngajar Baik dan nilai zonk
Ini adalah rekomendasi terakhir, ga bisa dibilang rekomendasi sih soalnya udah yang terakhir, yaa ampaslah bisa dibilang. Nilai zonk ini bisa banyak macem ya, bisa emang dia nilainya pelit parah dan ada juga dosen yang pukul rata nilai ke semua mahasiswa, kalo misal pukul rata A semua mah enak wkkwkw.

Di semester pertama di perkuliahan gw ikut beberapa kepanitaiaan, diantaranya Maker (Malam Keakraban), semacam acara angkatan gitu, isinya game dan juga ada malam keakraban di selasar, kebetulan disini gw di divisi pre-event. Terus gw turut andil di divisi FBB (Food and Baverages), sama yang terakhir Social Festival FEB, hmm dikit ya. Tapi ini mending sih, dulu waktu di SMA gw se-enggak pernah itu ikut kepanitiaan atau aktif di organisasi, ya sedikit kemajuan. Yaa dari beberapa kepanitiaan itu pengalaman dan pertemanan gw bertambah, seru ko, ikut kepanitiaan ngebuat kuliah lo minimal gak monoton.

Kalo soal organisasi gw pas itu nyoba daftar 2, gw gamau terlalu sibuk (read : mageran). Kemaren gw daftar BOE (Badan Otonom Economica) sama FSI (Forum Studi Islam) FEB UI. Temen gw yang lain daftar banyak banget, ada yang 3 ada yang 5, gw cuma 2 ya kwkwkk. Dan hasilnya di BOE gw ga keterima, agak kecewa tapi yaudah lah ya, berarti waktu gw untuk BOE yang tadinya bakal ada harus gw luangin untuk sesuatu yang lain yang sama atau bahkan lebih bermanfaat.

Di FSI gw masuk ke divisi Tim Khusus Mal (dulu namanya finance), kalo niat masuk FSI emang udah dari awal, karena kalo lo masuk ke lingkungan yang baik maka lo bakal minimal ikut - ikutan baik, but bukan maksud gw organisasi lain ga baik atau cuma FSI yang paling baik, baik yang gw maksud disini karena FSI adalah lembaga dakwah maka baik disini dalam artian mengajak kita sebagai umat muslim untuk beribadah, berdakwah, dalam konteks lillah.

Gw beruntung banget di semester satu ini gw diajar sama Profesor Robert Simajuntak di kelas Pengantar Ekonomi, sumpah beruntung banget. Walaupun udah sekelas profesor, dia gak gengsi buat ngajar kami mahasiswa baru yang ga tahu apa - apa. Gaya ngajarnya yang santai, tegas dan mudah dimengerti dengan analogi dan pendekatannya yang luar biasa.

Beliau ini paling ga suka kalo ada yang tidur dikelasnya, kayanya semua ga suka ya kalo lagi ngomong ditinggal tidur, tapi serius jangan pernah tidur atau ketiduran dikelasnya kalo gamau disuruh hengkang dari kelas. Ada juga beberapa dosen yang cuek kalo mahasiswa tidur, tapi kebanyakan NO, mungkin karena lo ga ketahuan aja lagi tidur.

Kalo lo lagi regol (registrasi online) fix pilih beliau, emang standarnya lumayan tinggi tapi ilmunya worth bangett ! Kalo mau referensi dosen lain bisa langsung tanya gw ya.

Beruntung banget bisa foto pas disebelah beliau ._,


Di semester ini juga ada beberapa kejadian unik khususnya dikelas Statek ( Statistika Ekonomi dan Bisnis) gw dapet dosen Pak Pribadi, kalo buat anak FE ga mungkin ga ada yang kenal beliau. Jadi pernah ada insiden beliau agak kesel jadi ngelempar spidol ke papan tulis, ini karena kitanya emang payah sih maklum lah maba. Ringkasnya, kita diminta ngeliat tabel di appendix di buku,

Pak Pribs : " Pada saat n sekian x nya adalah ... ?"
Maba : " ... "

Pertama, kedua beliau masih ga notice, lama - kelamaan dia sadar, kenapa banyak yang ga jawab.
Akhirnya barisan sebelah kiri dari beliau dihampirinya dan ditanya, " Mana tabel nya? Bukan itu xxxxx ... " Sambil ngelempar spidol ke papan tulis di ruang A 103, class 78. Untung ga ngelempar kena kepala batin gw.

Masih banyaklah cerita menarik dengan beliau, yang inspiratif banyak banget kaya gimana dia meng-analogi-kan statistik dengan perjudian, target penjualan tukang tahu, debes ! Beliau jarang ngebahas teknik hitung - hitungan, banyak teori, tapi bener - bener dapet dasar statistik, nilainya objektif, mantul !

berasa dejavu ya, beneran gw diajar beliau woyy
Di MPKTA (Mata Kuliah Pengembang Kepribadian A) kalo buat mahasiswa baru bakal dipaketin, jadi satu kelas mereka akan bareng kelompok OPK mereka dan satu lagi kelompok OPK sebelah, jadi minimal di satu kelas di semester satu kalian bakal bareng sama temen OPK kalian ! Gw dapet dosen Ibu Meyrani, baik banget, serius, tugas enjoy tapi tetep dikerjain, dan kayanya semua senang dapet nilai A. Pokoknya di MPKTA menyenangkan banget, lo bakal belajar logika, filsafat, buat video, seru - seruan sama temen sekelas dan bakal jadi mata kuliah paling sans dan menyenangkan yang gabakal lo temuin di semester kedepan.

Mata kuliah Agama Islam gw sama Pak Nurwahidin, dosen teladan dan baik juga dalam hal nilai. Di kelas MPKO (Olahraga/Seni) gw ambil tenis meja dan berbuah manis, ini aneh dan gw agak kurang suka, kita nanti bakal ngisi nilai kita sendiri diakhir dengan syarat membawa 2 botol pocari sweat ( pas itu gw cuma ngasih 1 karena kurang ikhlas kalo ngasih 2) tapi dengan catatan ada jumlah kehadiran minimal yang harus dipenuhi mahasiswa.

Selanjutnya ada kelas Pengbis (Pengantar Bisnis) oleh Pak Suroso dan Pak Zalmi Zubir (gw kira ini bapaknya Nirina). Gw gatau referensi kelas mata kuliah ini, kayanya ga ada yang sreg sama gw, dari segi materi kurang, nilai juga.

Last but not least ada Pak Ainul Huda dengan kelas Matekbis (Matematika Ekonomi dan Bisnis) Bapak ini textbook banget, dan agak kurang ngasih analogi dan penjelasan, nilai juga fair. Tapi gw suka sama kelas ini, kaco parah temen - temen gw gokil, bapaknya juga friendly ko, cuma gw kurang suka aja kalo terlalu textbook.

Dan soal IP ... yah lo bisa tanya langsung ke gw kalo yang mau tahu ya ! Sebenernya ada banyak cerita di semester ini, tapi nanti bakal ada part khusus nanti buat cerita - cerita lainnya, pantengin terus ya.

Ohiya ada tambahan, di FEB UI ini sistemnya sebelum ujian mau mid-term atau final exam kalian harus nyiapin  FRS (Form Rencana Study) a.k.a kartu ujian, terus pas ujian bakal ada 2 pengawas dimana mereka berdua adalah mahasiswa tingkat akhir dan kalo kalian ketahuan nyontek kalian bakal dapet nilai E di semua mata kuliah semester itu, biar gw ulang NILAI E DI SEMUA MATKUL SATU SEMESTER ! Ini artinya apa? Kalo kalian mahasiswa baru bisa dipastikan kalian gabakal lulus, soalnya syarat sks per tahun itu harus lulus 24 SKS.

Gw seneng sama sisitem ini, sistem ini secara tidak langsung menggunakan prinsip keadilan. Kalo prinsip gw, kalo lo sekelas mau nyontek, ya nyontek semua, adil (kasarnya). Kalo ada mahasiswa yang jujur ga nyontek, jangan ada yang nyontek !

Percaya atau nggak hal kecil kaya gini adalah bibit koruptor, termasuk plagiarisme juga. Kalian masih nyalahin pemerintah soal birokrasi yang berbelit atau korupsi yang merajalela sedangkan ujian kalian masih nyontek ? shame on you.

Thursday, July 12, 2018

"MOS" FEB UI 2017 #1

Karena lumayan banyak permintaan yang menyangkut dunia per-ospek-an di FE UI yang diganti menjadi FEB UI(padahal cuma dua orang yang minta), , kali ini bakal gw ceritain pengalaman gw soal ospek, nama kerenya PSAF (Pengenalan Sistem Akademik Fakultas), tapi ditiap fakultasnya punya nama masing - masing, kalo di FE sendiri namanya OPK (Orientasi Pengenalan Kampus).

Seperti biasa secara garis besar ada ospek tingkat universitas, dilanjut ospek tingkat fakultas dan terakhir ada ospek jurusan. Di FEB UI senndiri PSAF dibagi menjadi 2, ada masa informal dan ada masa formal. Jadi disini ada 3 periode, pra OPK, OPK, dan pasca OPK. Periode pra OPK dikenal dengan masa informal, hari-H OPK dikenal dengan masa formal, pasca OPK dikenal dengan masanya sudah tiba untuk perkuliahan yang sebenarnya, hiks.

Yang pertama bakal gw jelasin dulu masa informal. Untuk pertama kalinya kalian kan bertemu mentor kalian, gw lupa tepatnya pas apa. Jadi seperti kebanyakkan fakultas lain para mahasiswa baru akan difasilitasi denganmentor untuk bisa lebih mengenal dan sharing tentang fakultas. Buat kalian yang sering kepo apalagi mahasiswa baru yang mau masuk ke FE pasti gak asing kalo ciri khas ospek dari FE itu "nganyam" atau menganyam, yak itu tepat sekali, mungkin aja alasan Afgan keluar FE karena gamau ngelakuin hal macam gini HAHA.

Dalam satu kelompok OPK biasanya terdiri dari belasan sampai dua puluh mahaswa baru yang akan didampingi oleh dua mentor. Disini kalian bakal diminta untuk membuat banyak hal, mulai dari buku angkatan, buku catatan, name tag, sampai dengan benda kelompok. Abis ini bakal gw deskripsiin satu - satu soal buku dan benda kelompok yang gw sebutin.

1. Buku Angkatan

Buku angkatan ini bakal berisi foto - foto kalian bersama teman - teman angkatan kalian, ya benar, Jadi kalian nanti bakal diminta untuk selfie sama temen kalian dimana ga cuma selfie tapi dibuku itu juga harus dicantumin nama lengkap, alamat, jurusan, hobi, sampe moto hidup, gilaseh. Dan kalian ga bisa sembarangan foto, ada beberapa ketentuan. Kalo gasalah tahun kemarin itu kita diminta untuk foto sekitar 160-an orang, gw lupa jumlah pastinya tapi kalo gasalah Akun : 50, Mene : 50, IE : 35, IEI-BI : 25, tapi belum selesai sampai disitu, karena di ada juga program KKI (Kelas Khusus Internasional) maka mereka masuk ke dalam hitungan target, jadi misal akun : 50, 15 diantaranya harus anak akun KKI, IE ada 35, 7 orang diantaranya harus IE KKI, ya kurang lebih seperti itu. Ini bakal seru ko sumpah, emang mager, tapi seru dan nantinya bakal bermanfaat, inget relasi = investasi, terutama buat lo yang bukan basis anak Jakarta, jadi perbanyaklah kenalan di ibukota yang lebih kejam dari ibu tiri ini.

Nah dibagian serunya pas akhir masa informal biasanya nanti di bagian belakang buku angkatan kalian bakal diminta buat nulis first impression tentang temen satu kelompok dan mentor kalian. Disini bagian yang seru banget sih, abis capek nganyam kita bakal nulis soal temen kita sambil ketawa - ketawa sendiri.



2. Buku Catatan

Di Buku catatan ga banyak yang bisa gw ceritanin soalnya emang isinya buat catatan, nanti pas kalian dapet informasi baru atau nanti bakal ada pembicara di auditorium kalian diminta, dan harusnya nyatet sih soalnya pembicaranya keren abis kalo di FE ! Kalo masalah penampakan bukunya kurang lebih sama kaya buku angkatan, penuh dengan anyaman di bagian depan dan belakangnya.

Isinya emang gabakal terlalu banyak, well mungkin aja karena gw orangnya males nyatet HAHA. Tapi tetep berguna kok, intinya semua atribut termasuk buku catatan ini jangan sampe ketinggalan deh, bisa - bisa disemprot sama komdis (komisi disiplin) yang bakal nertibin maba (mahasiswa baru) yang sering lupa bawa atribut atau melanggar peraturan.


3. Name Tag

Name tag di tahun 2017 emang gak lebih ribet dari tahun - tahun sebelumnya, kalian bisa pantengin name tag di tahun sebelumnya banyak bertebaran di akun instagram kalo ngga googling aja. Malahan sampe ada name tag lebar nutupin bahu kalian, terus panjangnya sampe ke lubang udel, gilak. Tapi walaupun name tag tahun ini simple, kita cuma diminta buat ngebikin sesuai prototype yang diminta dengan cara gunting - gunting tapi kesulitan di atribut OPK kita ada di buku catatan dan buku angkatan yang anyamannya kecil - kecil kek semut.


Disitu kita bisa lihat ada tulisan "WANN" itu adalah panggilan nama kalian yang harus ditentukan dengan hanya empat huruf, misal nama gw kan Ridwan terus gw ambil nama empat huruf yang bakal dipajang di name tag "WANN", peraturannya gitu, tiap tahun bakal beda, pernah ada tahunan OPK yang pake lima karakter huruf.

Seperti yang gw bilang tahun ini nama kelompok menggunakan nama emiten saham di bursa efek Indonesia (BEI), dan nama kelompok gw itu 28 ASRI, 28 itu merupakan nomor biasa, ASRI itu adalah nama saham dari Alam Sutera Reality Tbk, salah satu perusahaan yang bergeral di bidang properti, real estate dan konstruksi.  

4. Smartfolder



Yak, ini merupakan map biasa, cuman nganyamnya minta ampun, bisa dilihat dari penampakannya ya. Jadi di map ini bakal berisi tugas - tugas kaya review artikel, tugas dari anak - anak materi OPK, banyak banget deh pokoknya ! Intinya #SalamNganyam

5. Tas

Kalo yang satu ini gampang ko, jadi nanti bakalan ada tas yang disediain sama panitia OPK dan kalian tinggal pesen kolektif aja. Setelah kalian dapet tasnya nanti di tas itu kalian harus nambahin nama kalian sesuai karakter yang dipakai di bukang dan bucat pake kain flanel terus dijahit, gampang banget deh.

Pokoknya saran gw adalah jangan pernah tinggalin atau absen dari masa informal ini, emang ga penting keliatannya tapi kelompok lo bakal bonding disini. Lo bakal lebih akrab satu sama lain, soalnya lo nganyam sambil ngobrol, dengerin musik, nanti kalo capek makan bareng, ngobrol bareng, plis jangan pernah males buat dateng, walaupun lo ga bisa nganyam lo masih bisa bantu yang lain bcs there is a lot of things that we have to do, mulai dari kegiatan peng - cutter -an, perguntingan, perngeleman, banyak.

Jangan sampe males - malesan apalagi ga peduli sama semua proses pembuatan barang - barang diatas, soalnya kalo ada yang ga selesai dalam pembuatan barang ini meski cuma satu orang di kelompok yang kena dampaknya adalah semuanya. Jadi kalo ada temen kalian yang males, atau pemualu buat kumpul bareng dan bikin diajakin ya ! Sumpah masa informal seru abis apalagi kalo mentor kita nraktir makan wkwkkw.

Okey cukup gitu aja di part kali ini, mungkin bakal ada satu sampai tiga part lagi buat ngelarin cerita per - ospek -an di FEB UI ini. Ini masih soal protorype  atau barang - barang yang bakal lo buat, masih banyak tugas diluar ini, so pantengin terus ya ^^

nb : Selanjutnya gw bakal cerita soal mentor dan temen kelompok gw

Saturday, March 10, 2018

Perjalanan Menuju SBM'17 #11

Sorry banget karena lama ga update, postingan gw terakhir tentang perjuangan sbm part 10 itu udah dari tanggal 14 Juli 2017, WTF udah hampir setahun, maaf banget gw baru bisa ngelanjutin ceritanya sekarang.

Di part part sebelumnya gw udah paparin bahwa banyak kebijakan dari gudang yang berubah, dimana semua kebijakan itu merupakan aturan teknis yang memeras keringat kami lebih erat. Disini gw bakal nambahi beberapa kebijakan nonteknis yang diterapin sama perusahaan yang intinya juga sama, membuat kami para karyawan tidak sejahtera, khususnya karyawan outsourcing.

Nah kali ini gw bakal ngejelasin soal outsourcing. Jadi di outsourcing itu itstilah buat para karyawan yang ngga dikontrak langsung sama perusahaanya, jadi recruitmen-nya melalui yayasan jadi ada plus minusnya.

Tapi lemme tell you, there is no positive value or benefit that employee get, dari karyawan cuman dapet sisi negatifnya. Jadi intinya adalah si perusahaan ga mau repot - repot buat ngurusin penggajian karyawan, asuransi dan juga bonus, walaupun sebenarnya kalo outsourcing ga ada bonus. Jadi si perusahaan memakai jasa dari yayasan untuk mengatur semua hal ini. Misalnya gw kasih contoh,

Perusahaan X : "Gw ga mau tau, pokoknya uang 1 miliar ini lo alokasiin buat ngegaji 100 orang selama satu tahun"

Nah setelah itu si yayasan akan bikin anggaran dananya, dan tidak lupa mereka menambahkan biaya jasa mereka dong, secara mereka yang mengatur gaji karyawan. Jadi kesimpulannya, uang yang dikeluarkan perusahaan sama, hanya sekarang mereka tidak mau repot ngurus, akhirnya mereka menggunakan jasa yayasan, jasa yayasan ada biayanya dong, nah biaya jasa yayasan dari mana? Biaya itu dari motong "gaji karyawan".

Gw kasih perbandingan ditempat kerja gw, kalo lo adalah karyawan yang dikontrak langsung perusahaan itu bakal dapet gaji UMR,  waktu itu sekitar 3,1 juta ditambah tunjangan transportasi dan makan kurang kebih 800 ribu sedangkan mereka yang outsourcing hanya mendapat 2,7 juta per bulan, itupun dipotong 100 ribu per hari kalo mereka ga masuk kerja dengan alasan apapun, tunjangan transport dan makan 15 ribu per hari, kalo perbulan 450 ribu dan sekarang kabarnya udah ga ada tunjangan transport dan makan buat outsourcing, miris.

Tapi kenapa mereka yang outsourcing masih tetep mau kerja? Jawabannya karena mereka ga punya pilihan, faktor ekonomi biasanya. Nah karena ada perbedaan di "gaji" dari jumlah nominalnya jadi ada sentimen tersendiri dianrtara karyawan yang kontrak dengan perusahaan dan karyawan yang outsourcing. kaya ...

" Gw kan cuman outsoucing ga di kontrak langsung jadi bukan jadi tanggung jawab gw dong"
" Gaji gw kan lebih kecil dari lo, harusnya lo yang kerja lebih, gw mah nyantai aja"

Yaa pikiran kaya gitu ada sih tapi gak sampe jadi bahan buat tubir alias ribut. Setelah gw bahas alasan pertama gw ga ngelanjutin kontrak kerja karena kebijakan dari si perusahaan yang sekarang gw bahas panjang lebar tentang hal ini karena ini menyangkut alasan kedua gw kenapa resign dari kerjaan, karena kebijakan tentang gaji yang sangat amat merugikan terutama bagi pihak outsourcing, mengakibatkan ga sedikit karyawan pada keluar, dan akhirnya mereka diganti dengan yang baru, yang mau "dibayar" segitu.

"Kalo lo ga niat kerja masih banyak diluaran sana yang antre mau masuk sini"

Bener sih, cuma emang kalo atasan gw yang satu ini agak nyelekit perkataannya, jadi udah emang dari gaji kurang ditambah lagi sama omongan yang agak nyelekit ini. Imbasnya banyak temen - temen gw apalagi yang sepantaran, perlahan gudang diganti sama orang - orang baru, dimana mereka harus beradaptasi dan kami harus beradaptasi tanpa teman - teman lama.

Sebenernya dengan kebijakan yang diambil ini bakal mengurangi produktifitas, kenapa? Soalnya mereka, anak - anak baru harus belajar dari awal soal sistem dan mekanisme, dan otomatis kami yang sudah memiliki pengalaman harus membimbing mereka, yang pasti menghambat pekerjaan kami dan mengurangi produktivitas. Padahal mereka ga peduli kendala apa yang terjadi, kami harus mencapai target.

Yaa walaupun dari temen - temen yang gw kenal diawal ga semua dari mereka keluar karena kemauan mereka sendiri ,ada memang diantaranya karena mereka memang kurang produktif, ada yang emang kerjanya terlalu santai sih menurut gw, padahal mereka belum menyentuh target yang ditentuin.

Gw juga ga bisa nge-judge kalo itu emang tabiat seseorang kalo misalnya seseorang itu cenderung malas untuk melakukan suatu hal, bisa aja karena pekerjaan itu bukan pekerjaan yang mereka inginkan atau bahkan itu adalah salah satu pekerjaan yang mereka benci. Mungkin juga bukan karena jenis pekerjaannya melainkan karena lingkungannya kurang cocok, walaupun tetep aja harus bekerja secara profesional.

Misalnya aja Bang Fuad, dia sekarang kerja di pabrik kue di daerah Jakarta dan dia sekarang kayanya lebih bahagia, kedua ada Bang Ari, dia resign baru diawal tahun 2017 .Yogi, gw gatahu sih dia kerja apa tapi kayanya bahagia.

Faktor kedua yang bikin gw resign  dikarenakan temen - temen gw berangsung - angsur ninggalin kerjaan. Gw tahu beberapa dari mereka ninggalin kerjaan karena udah ga nyaman lagi, begitupun juga gw.

Tapi di part selanjutnya gw bakal ngasih tahu alasan paling penting kenapa gw resign.

Sunday, December 3, 2017

Demot Nomor 1 : Males Kuliah

Ga tahu kenapa minggu-minggu ini gw males banget kuliah, gw males sama pelajarannya. Aneh kan ? Ga tahu kenapa, tapi menurut gw kayanya gw belum puya peer-group buat temen belajar, secara yang punya peer-group belajar kebanyakkan mereka yang kost didaerah deket kampus gw, sementara gw pp (pulang-pergi). Boleh jadi ini kesalahan terbesar gw di semester satu ini, soalnya minggu depan UAS, dan gw males belajar padahal gw buta sama materi, fak.

Malahan sekarang gw mikir, enakan di kampus cuman ikut kepanitiaan aja ga usah ada yang namanya kelas.Tapi emang ini pola pikir yang udah jelas-jelas salah, yaa namanya juga curhat. Gw nulis curhatan gw di blog biar gw keliatan produktif bagi gw sendiri sih, bodo amat mau ada yang baca apa ngga.

FYI, dosen yang gw dapet di mata kuliah semester ini semuanya ZONK, kecuali MPKTA, ini dosen yang paling baik sepanjang masa semester satu gw. Mulai dari yang ngasih nilai standarnya tingginya setinggi kayangan sampe yang ga tahu niat ngasih nilai apa ngga. Terus karakter dari dosen ini sangat amat berbeda, karena sifat subyektivitas sulit dihindari, maka gw rasa gw harus tahu sedikit banyak karakter dari masing-masing dosen, minimal ga ngelakuin hal yang mereka benci yang implikasinya gw bakal dapet nilai auto jelek.

Minggu-minggu terakhir ini gw udah beli apa yang gw mau, kaya hp sama laptop dengan mengorbankan uang tabungan gw yang tersisa, dengan niat gw bakal produktif dan ngehasilin sesuatu from this two thng that I bought, but I still get nothing. Yaa tujuan utama gw beli laptop untuk ngerjain tugas-tugas kuliah yang kayanya, dan bener gw butuh banget. Tapi gw mau lebih jauh dari itu, itu kenapa gw beli laptop dengan spek yang lumayan lah bisa buat design, tapi sekarang gw cuma make laptop ini buat gaming, fak.

Gw janji pas liburan nanti gw bakal produktif nulis, apapun. Rencana gw dari awal gw bakal bikin buku tentang sbmptn, buku sbmptn yang gw buat bakal mengulik banyak tentang strategi dan psikologis. Bagaimana lo mengatur waktu lo buat belajar sbmptn sementara disaat yang sama lo juga harus nyelesain banyak tugas dari sekolah, belum lagi kada ujian yang ga ada kepentingannya sama SBMPTN, dan buat lo juga para ronnin yang banyak dapet tekanan sosial dari luar atau bahkan dari diri lo sendiri, karena saat ini posisi lo sangat ga enak, kerja ngga, kuliah ngga, nganggur iya.

Selain gw mau buat buku, gw juga mau belajar nulis buat materi stand up comedy, mohon doannya yaa. Soalnya gw rasa jadi stand up comedy-an itu seru, emang sih ga semudah itu, kalo mudah semua orang bisa sukses kaya mereka, ya kan ?

Pokoknya buat lo yang baca blog ini, kalo ada saran boleh banget kasih ke gw ya. soalnya pemain bp;a nomor satu dunia pun masih butuh pelatih, kenapa? soalnya dia ga bisa melihat beberapa dari dirinya dari sudut pandang dirinya sendiri. Tukang cukur paling profesional pun gw yang dia ga bisa nyukur rambutnya sendiri dengan baik kan? yauds makasih yaa ..