Tiba - tiba suara bayi terdengar dari rumah itu dan aku pun memberanikan diri untuk melangkahkan kakiku , setelah masuk aku mendengar suara aneh seperti suara orang memukul kayu , tetapi semua itu ternyata itu adalah suara ibuku yang membangunkanku dari tidur panjangku.Kira kita seperti itulah salah satu Ending dari Cerpendak ( Cerpen dadakan) yang kami buat.Kami diminta membuat cerpen , tapi dirancang dalam sebuah "game" , kelas dibagi menjadi 5 kelompok , semua kalimat awal cerita sama dibacakan langsung , masing - masing anak dari kelompok menulis satu kalimat.Nah yang paling menarik disini adalah anak yang terakhir , dimana anak ini harus menyelesaikan cerita yang unik dari teman - teman kelompok yang menulis sebelumnya.Semua "Ending" cerita tidak terduga
.
Semua ini dimulai saat guru menceritakan pengalamannya , Saat itu guru kami menceritakan pengalamannya saat diklat dalam menulis guru Bahasa Indonesia , yang dipimpin oleh Bapak Ismail salah satu Dosen salah satu Universitas terkemuka di Indonesia, mereka dilatih menulis mulai dari dsikripsi , narasi hingga membuat cerpen."lah kok kita itu disini guru - guru yang sudah mengajar beberepa tahun disuruh untuk menyalin tulisan mahasiswa" ujar guru Bahasa Indonesia kami.Terdapat sesuatu yang menarik , apa karena Bapak Ismail berkata , coba jika kalian menggambar burung dengan cara melihat contoh dan tanpa melihat contoh , pasti akan lebih "luwes" gambar yang dicontoh dari gambar aslinya.Dahulu seorang Suhu China menyuruh muridnya untuk menggambar burung terus-menerus dengan melihat contoh , kemudian hal itu terus dilakukan , kemuadian mulai ditambah dedaunan dan pohon - pohon , sampai akhirnya murid itu dapat menggambar burung dengan sempurna tanpa melihat contoh.Memang semua benar semua berawal dari mencontoh , setelah itu baru kita terbiasa.
Kemudian dia menceritakan lagi , kalau cerpen yang paling menarik itu cerpen yang menggunakan alur "Flashback" , dan itu saya terapkan ditulisan ini , yah walaupun ini hanya cerita pengalaman."Coba kalian membaca cerita Jaka Tarub alur maju , diawali dengan Saat itu ada Bidadari yang mandi , kemudian Jaka Tarub mengambil salah satu selendang bidadari itu dan seterusnya , bandingkan dengan alur flashback , suatu ketika Nawangwulan menemukan selendangnya dibawah tumpukan jerami di lumbung milik Jaka Tarub" , seperti itu lah yang diutarakannya.
Lalu entah dari mana beliau sampai menceritakan kisah hidupnya saat ia masih menjadi mahasiswa hingga menjadi CPNS dulu , ia menceritakan saat ia masih mahasiswa dulu bahwa uang sakunya perbulan hanya senam belas ribu tidak ada setengah dari uang saku teman 1 kost nya dulu dengan uang saku lima puluh ribu , ini tahun 80-an lho ya jangan dibandingkan dengan uang sekarang , waktu itu naik angkot masih seharga sembilan rupiah.Dia tidak membayangkan betapa kayanya orang tua temannya saat itu , masalahnya gaji orang tuanya saat itu lima puluh ribu , dan sudah disisihkan untuknya enam belas ribu , masih sisa tiga puluh empat ribu sedangan adiknya juga berkuliah dengan kebutuhan yang sama , dan orang tuanya hanya tinggal memiliki uang delapan belas ribu untuk kehidupan sehari - hari . Oleh karena itu ia senantiasa bersyukur dan menjalani dengan ikhlas.Hingga akhirnya ia dapat menjadi seorang CPNS waktu itu dengan gaji enam puluh empat ribu karena saat itu gaji seorang CPNS hanya delapan puluh persen dari gaji seorang PNS.Pada awalnya dia merasa betapa berat hidupnya dengan gaji "pas - pas an" ditambah lagi di bercerita saat itu ia memiliki teman sebut saja namanya Maryati , seorang gadis yang sudah menikah setelah lulus SMP , saat lulus SMP Maryati umurnya sama dengan anak yang sudah lulus SMA karena dirinya sempat "nunggak 2 tahun saat SD".Maryati ini seorang gadis yang menikah dengan salah seorang yang baru pulang dari Arab , seorang yang kaya raya diceritakan saat itu Maryati dan suaminya pulah ke desa dengan menaiki mobil "Carry" yang saat itu mobil sangat lah jarang , motor saja belum ada didesa.Ibu dari guruku menceritakan hal ini pada dirinya "Lihat itu , teman lamamu saat SD , dia sudah bisa pulang ke desa dengan mobil mewah , suaminya kaya raya" seolah - olah menyudutkan guruku.Lalu ia membayangkan dirinya yang kuliah - mati matian , tetapi hingga kini ia masih belum bisa mendapatkan apa - apa.
Sebenarnya bukan itu yang membuat guruku sakit "Sakitnya tuh disini" ujar guruku ini , tetapi orang tuanya yang selalu menceritakan kehidupan Maryati yang kaya raya setiap dirinya pulah kerumah orang tuanya , mulai saat itu ia berfikir , dirinya membayangkan apa yang ada di benak orang tuanya , mungkin orang tua dari guruku ini pernah berfikir "wah anakku yang sudah aku biayai kuliah sampai Sarjana kini , hidupnya belum jauh lebih baik dari temannya yang hanya lulus SMP" , tapi aku yakin orang tua ikhlas melakukan apapun demi anaknya "ah tapi memang orang tua senang bercerita kepada anaknnya tentang apa yang ada di pikirannya" guruku menambahkan.
Guruku sampai saat itu masih mengontrak rumah , karena uangnya yang belum cukup untuk membeli sebuah rumah.Hingga ia menceritakan bahwa anaknya yang diejek teman - teman lain , "kamu ga punya rumah ya ? kamu yang ngontrak di rumah om ku kan ? " ya kira - kira seperti itu celoteh anak yang masih usia delapan tahun.Memang semuanya tidak bisa digapai secara instan , semuanya harus bertahap.Tidak ada orang sukses yang langsung mendapatkan kedudukan , harta , dan posisi yang enak.Mereka semua bahkan banyak yang berasal dari kalangan bawah dan memulai semuanya dari nol.
Setelah semua itu , tetapi ia tersadar.Semua jerih payahnya selama ini tidaklah sia- sia.Maryati yang kini hidup bergelimang harta tetapi memiliki anak yang kurang baik , salah satu anaknya ada yang hamil diluar nikah.Guru ku pun berfikir semua ini mungkin hasil dari semua yang ia terapkan kepada
anaknya , jika engkau mau mendapatkan sesuatu sisakanlah uang sakumu , jika engkau inngin mendapat sesuatu maka berprestasilah.Kemungkinan dengan harta bergelimang dan hidup foya - foya Maryati kini mendapatkan hidup yang seperti itu , karena tiada pernah merasakan perjuangan seperti apa yang dirasakan oleh guruku.Harta yang diperoleh dengan jerih payah sendiri akan lebih "awet" dari harta yang diperoleh tanpa dengan jerih payah diri kita sendiri.
anaknya , jika engkau mau mendapatkan sesuatu sisakanlah uang sakumu , jika engkau inngin mendapat sesuatu maka berprestasilah.Kemungkinan dengan harta bergelimang dan hidup foya - foya Maryati kini mendapatkan hidup yang seperti itu , karena tiada pernah merasakan perjuangan seperti apa yang dirasakan oleh guruku.Harta yang diperoleh dengan jerih payah sendiri akan lebih "awet" dari harta yang diperoleh tanpa dengan jerih payah diri kita sendiri.
Kemudian guruku pun berkata , hidup itu tidak bisa ditebak , dalam istilah Jawa "Jalma Tan Kena Kinira" yang artinya , takdir manusia siapa yang tahu , yang berarti juga bahwa manusia itu tidak bisa ditebak.Teman kita satu perjuangan yang dulunya sering kita "bully" , seseorang yang sering kita ejek dikeesokan harinya menjadi orang yang berhasil , dan kita hanya bisa tercengang mendapati hail itu.Orang yang dulunya bodoh , bahkan tidak ada apa - apanya sekali , teman kita yang dulunya pendiam tapi seiring berjalannya waktu ia menemukan bakat terpendamnya dan menjadi orang yang sukses , nah itulah yang dimaksud "Jalma Tan Kena Kinira".Seperti apa yang sudah diceritakan tadi , saat Maryati yang hanya lulusan SMP mendapatkan pasangan yang kaya raya , memiliki mobil mewah dan harta berlimpah , sedangkan guruku berusaha mati - matian untuk mendapatkan sepeser rupiah dan juga masih harus berjuang dalam perkuliahannya.
Tidak ada perjunagan yang sia - sia didunia ini.Semua yang perjuangaan yang ia tempuh membuatnya kini menjadi seseorang yang benar - benar mengerti bagaimana kerasnya perjuangan dalam hidup , bagaimana kehidupan yang sebenarnya , ingatlah bahwa seseorang tidak akan pernah menjadi kuat apabila tidak pernah menghadapi sebuah masalah yang sulit,Semakin besar permasalahan yang dapat dihadapi oleh seseorang tersebut maka semakin besar kekuatan yang dimiliki seseorang.
No comments:
Post a Comment