Inilah aku , seorang yang biasa dan lugu yang semakin tua
seiring berjalannya waktu.Kehidupan yang telah ku jalani dari waktu ke waktu ,
ku tuangkan semua cerita ku dalam lembaran – lembaran kertas yang dihiasi oleh
tetesan – tetesan tinta.Saat muncul suatu saat olehku , betapa berharganya
waktu.Waktu yang terus berjalan tidak terasa lamanya.
Terkadang saat yang sangat
kurasakan ketika aku menunda untuk mengerjakan tugas – tugas sekolahku , disaat
Sabtu siang saat aku hendak mengerjakannya hatiku berkata “sudahlah nanti saja
, masih ada malam hari” . Dan ketika saat malam ku hendak mengerjakan , hatiku
berkata kembali “ Tidurlah saja , kau sudah mengantuk bukan ? Pergilah tidur
dan kerjakan saat kau kembali segar esok hari”.Aku pun pergi untuk bergegas
tidur dikamarku.Keesokan paginya hal yang berulang – ulang , yaitu bisikan
serupa dari hatiku untuk menunda semua tugasku.Hingga siang hari , sore , malam aku masih belum sedikitpun
menyentuk tugas – tugas sekolahku.Ingatlah betapa berharganya waktu , janganlah
engkau terperdaya oleh waktu yang akan membelenggumu jikalau menyia-nyiakannya.
"Tidak peduli seberapa cepat kau berlari , kau tidak akan pernah mampu menandingi kecepatan berjalannya waktu" - by me
Terkadang
terpikir olehku , mengapa begitu cepat waktu berlalu.Apakah aku yang tidak tahu
bagaimana caranya untuk menikmati hidupku.Apakah aku yang terlalu mudah
membuang waktu ku untuk sesuatu yang sia – sia.Sesekali aku memandangi jam
dinding disudut rumahku , aku perhatikan detik – demi detik jam itu , ternyata
apa yang aku dapatkan? . Bahwasanya aku merasa bosan , aku merasa waktu
berjalan begitu lama disaat aku menatapi detik demi detik jam dinding
rumahku.Semua akan berjalan begitu lama disaat kita menunggu sesuatu.Itulah
yang sebenarnya terjadi pada kehidupan , ternyata secara tidak sadar kita telah
menikmati kehidupan kita seiring berjalannya waktu.Hari demi hari tidak terasa
, hingga mungkin kini sudah belasan bahkan puluhan tahun umur
seseorang.Bayangkan jika sesorang yang tidak menikmati hidupnya , akan terasa
hampa dan membosankan layaknya memandangi jam dinding yang statis.Hidup akan
terasa hampa layaknya bebatuan yang diam terpaku hingga lapuk.
Waktu yang tidak terasa selama
ini , apakah yang sudah kita perbuat? Apakah yang telah kita lakukan didalam
kehidupan yang fana ini? Sungguh tidak terpikirkan waktu yang selama ini hilang
begitu saja seperti desiran pasir yang ditiup oleh angin kencang.
Hingga pada
suatu ketika aku mendengar kabar akan kematian temanku , aku seolah tidak
percaya akan hal itu.Kala itu hatiku sangat terpukul , rasanya seperti aku
mendapatkan sambaran petir yang begitu cepat dan menusuk.Seseorang yang begitu
baik dan ramah itu , hilang di telan bumi begitu cepatnya.Usia nya yang masih
muda , masih segar , dan masa remaja dimana akan berfikir lebih jauh untuk
kehidupan di masa depan.Ribuan orang datang di hari kematiannya , ribuan orang
berbondong – bondong mengunjungi dirinya , dihari akhir dirinya sebelum ia di
kebumikan.Sesak padat suasana sedih , seolah – olah burung – burung dan
rerumputan pun ikut menangisi kepergiannya.
Di hari yang panas itu seketika
menjadi suasana yang teduh dan haru.Tibalah saatnya kami beranjak untuk
mengebumikan dirinya , semua orang berjalan dengan penuh air mata yang
berlinang membawanya hingga ke pemakaman.Semua menangis mulai awal hingga tanah
terakhir yang menutupinya di akhir pemakaman. Aku menangis terharu akan sahabatku
dan didalam hatiku aku berkata “Semoga dengan kepergianmu ini ,semua orang yang mencintaimu dapat menerima . Hey
kawan lihat lah begitu banyak orang yang mencintai mu disini , engkau senang
bukan ? Aku yakin engkau pasti sudah senang dialam sana penuh dengan senyuman
keteguhan”.
No comments:
Post a Comment